Wednesday, January 16, 2013

7 Cara Menghindari Konflik Fisik

Pecinta bela diri, seorang bijak pernah berkata,"Hidup adalah pilihan". Di dalam latihan bela diri, kita belajar untuk menang bertarung. Di antara teknik-teknik yang kita latih, ada yang bersifat fatal dan ada yang tidak. Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil untuk menang atau selamat di dalam pertarungan sesungguhnya. Namun untuk menyederhanakannya, inilah pilihan yang mungkin kita ambil: 
1. Membunuh atau mencederai lawan 
2. Melumpuhkan atau melucuti senjata lawan tanpa mencederai 
3. Tidak berkelahi (membujuk lawan, masuk ke ruangan, mengabaikan, dan lain-lain) 
4. Melarikan diri.

Pilihan yang kita ambil sangat bergantung pada situasi yang kita hadapi. Anda hendaknya memvisualisasikan (membayangkan seolah-olah terjadi) berbagai macam keadaan pertarungan di benak Anda, sekaligus memvisualisasikan apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya. Latihan visualisasi begitu penting karena di dalam perkelahian sebenarnya hampir tidak ada waktu untuk berpikir. Apa yang Anda kerjakan bersifat spontan dan didapat dari alam bawah sadar.

Anda. Pecinta Bela Diri juga merupakan Pecinta Perdamaian. Walaupun kita petarung yang terlatih baik, kita bertarung hanya karena terpaksa. Seandainya mungkin, semua pertarungan dihindari dan diselesaikan baik-baik. Ada 2 alasan mengapa konflik fisik sebaiknya dihindari. Pertama, pertarungan fisik itu menyakiti badan. Setidak-tidaknya membuang napas dan tenaga yang tidak perlu. Kedua, pertarungan itu melanggar hukum. 

Berikut adalah beberapa cara menghindari konflik fisik:
1. Mengabaikan. Mungkin Anda pernah mengalami hal ini. Ketika berjalan kaki, beberapa remaja sok jagoan mengejek Anda dan menantang berkelahi. Anda tak perlu melayani provokasi semacam ini. Toh walaupun Anda menang berkelahi, orang-orang takkan menyebut Anda jagoan. Malah Anda bisa dianggap sama bodohnya dengan mereka yang menantang Anda.
2. Masuk ke Dalam Ruangan. Ini metode yang sangat efektif untuk menghindari konflik. Ketika Anda melihat gejala pertarungan, Anda bisa masuk ke dalam ruangan dan mengunci pintu seandainya ada ruangan tersedia. Dinding ruangan akan menghalangi calon lawan untuk menyentuh badan Anda.
3. Membujuk Lawan Tidak mungkin orang ingin berkelahi jika tidak ada yang membuatnya marah atau kesal. Bila Anda mengetahui hal tersebut, Anda bisa membujuk lawan. Bila itu salah Anda, Anda mestinya berjiwa besar dan meminta maaf. Bila tidak, katakanlah bahwa tindakan Anda tersebut tidak Anda maksudkan untuk membuatnya tersinggung.
4. Bertindak Tegas. Namun bila Anda sudah berbicara baik-baik dan lawan tampaknya masih memaksa untuk bertarung, ambillah tindakan tegas. Katakan," Maaf, saya tak ingin berkelahi" atau "Saya tak ingin membahasnya lagi" maupun kalimat tegas lainnya dan tinggalkanlah lawan. Tindakan tegas semacam ini akan mematahkan 'semangat' berkelahi lawan dan mencegah konflik fisik
5. Melarikan Diri. Bila Anda melihat bahaya, misalnya puluhan orang bersenjata ingin membunuh Anda, lebih baik Anda melarikan diri. Melarikan diri bukanlah tindakan pengecut, sebab hakikat bela diri hanyalah untuk membela diri. Bila sudah ada niat membalas atau menyakiti, itu bukan bela diri lagi namanya. Selain itu, di mata hukum, bila Anda sudah melarikan diri dan dan tidak punya pilihan lain kecuali bertarung, barulah pembelaan diri Anda diterima di mata hukum. Hukum Indonesia menganjurkan untuk melarikan diri terlebih dahulu. 

Demikianlah beberapa cara untuk menghindari konflik fisik. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri.

7 Cara Bagaimana Memperoleh Sifat Berani

Bela diri tidak hanya mengajarkan kuat fisik dan pandai bertarung, tapi juga sejumlah sikap mental. Salah satu di antaranya adalah berani. Kita sudah membahas pengertian dan ruang lingkupnya di artikel saya dahulu, tetapi kita belum membahas faktor-faktor penyebabnya. Kali ini kita akan membahas secara rinci masalah ini.
Menurut pendapat saya ada 3 faktor penyebab manusia menjadi berani mengadakan kontak fisik. 
Pertama, merasa punya kelebihan dibanding lawannya. Misalnya merasa fisiknya lebih kuat. Merasa punya senjata yang hebat. Merasa punya ajian seperti ajian kebal atau tenaga dalam. Atau merasa punya kepandaian bela diri. Dan masih banyak kelebihan lainnya yang menyebabkan manusia menjadi berani.

Kedua, menang jumlah. Secara psikologis, manusia jadi berani kalau berjumlah banyak. Misalnya lawannya cuma 1 orang, sedangkan ia dan teman-temannya 10 orang. Jumlah salah satu hal atau faktor yang menyebabkan manusia jadi berani. 

Ketiga, ia berani karena mengira lawannya takut terhadapnya. Walaupun terdengar aneh, saya melihat ini pernah terjadi. Sekarang mari kita dalami masalah ini. 

Berani yang disebabkan faktor ketiga adalah berani yang bodoh, karena didasarkan pada anggapan yang belum tentu benar. Jika ternyata lawannya tidak takut, otomatis keberaniannya lenyap dengan sendirinya. Sedangkan berani yang disebabkan faktor kedua adalah berani yang relatif atau tidak tetap. Jika ia terpisah dari teman-temannya, maka keberaniannya juga akan lenyap. Jadi praktisi bela diri, berani karena faktor pertama-lah yang terbaik karena bersifat tetap dan logis. Kita tidak takut bertarung dengan siapapun dalam situasi apapun, karena kita mempunyai kelebihan berupa kepandaian bela diri. Kita terlatih baik untuk bertarung di dalam berbagai situasi dan kondisi. Jadilah berani karena Anda adalah seorang ahli bela diri.

7 Cara Menciptakan Ketenangan di Dalam Pembelaan Diri

Di dalam pertarungan atau pembelaan diri, ketenangan adalah mutlak diperlukan. Bahkan diperlukan bukan hanya di dalam pembelaan diri saja, tapi juga di dalam situasi berbahaya lainnya. Ada dua alasan mengapa ketenangan diperlukan. 

Pertama, bila Anda tidak tenang maka teknik/jurus tidak keluar optimal. Bahkan dalam keadaan panik yang ekstrim, Anda akan berkelahi serampangan atau mengamuk. Tidak ada satu teknik bela diri pun yang akan keluar. Anda bertarung dengan instink saja seperti hewan. 

Alasan kedua, dalam keadaan tenang dan pikiran terpusat, kita bisa mengumpulkan tenaga lebih banyak. Anda yang sudah sampai tingkat meditasi atau tenaga dalam tentu paham hal ini. Bila jalan pikiran bersih, badan akan ikut tenang, dan Anda bisa mengumpulkan tenaga besar. Contohnya seperti peragaan memecahkan bata atau balok es besar dengan menggunakan tangan kosong. 

Bagaimana memperoleh ketenangan di dalam pembelaan diri? Ada dua langkah untuk memperolehnya. Langkah pertama ialah membiasakan hidup tenang. Berjalanlah dengan tenang, makanlah dengan tenang, bekerjalah dengan tenang, kerjakan semuanya dengan tenang. Maka di dalam situasi apapun, Anda akan selalu tenang. Langkah kedua, menghilangkan penyebab ketidaktenangan. Biasanya ada dua hal yang merusak ketenangan. 

Pertama, rasa takut. Yang kedua, rasa marah. Takut biasanya timbul karena kurangnya percaya diri untuk mengatasi situasi. Misalnya Anda yang biasa berlatih melawan pisau kayu akan takut ketika bertarung melawan pisau besi. Supaya jangan takut dan tetap percaya diri, berlatihlah semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Misalnya dengan menggunakan senjata sebenarnya setelah lihai dengan senjata mainan. Tentu saja tetap dibimbing oleh pelatih bela diri yang terpercaya. Marah bisa terjadi karena berbagai sebab. Satu-satunya jalan ialah pengendalian diri. Perlu latihan mental dan kekuatan jiwa supaya jangan dikuasai amarah. Jangan menyerang atau bertarung di puncak kemarahan. Anda akan mengeluarkan tenaga besar dan kurangnya kontrol gerakan dan teknik. Menyebabkan lawan Anda berada di dalam situasi yang menguntungkan. Perlu dicatat bahwa tenang itu tidak identik dengan lamban dan lemah. Tenang boleh; tetapi teknik/jurus tetap cepat, gesit, dan kuat. Demikianlah pembahasan tentang ketenangan di dalam pembelaan diri. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri.

Tuesday, January 01, 2013

Maktub..It is written..

Untuk memahami konsep Maktub, salah satu paradoks terbesar yang perlu kita lihat - adalah sifat waktu. Banyak misteri yang tersembunyi di dalam konsep waktu. Biarkan saya mencoba untuk memberikan penjelasan singkat tentang bagaimana baik 'Allah mengetahui segalanya' dan 'kita secara sempurna juga mempunyai pilihan dan tanggung jawab kita sendiri' kedua-duanya bisa benar pada waktu yang sama (seperti gelas yang setengah kosong adalah 'setengah penuh' dan 'setengah kosong' pada saat yang sama, kedua pernyataan tersebut benar). Allah adalah pencipta segalanya, termasuk waktu. Allah berada di luar waktu. Sekarang bayangkan – Masa lalu, Sekarang dan Masa depan berada di bidang yang sama atau garis lurus yang sama. Seluruh bidang ini dipandang oleh Allah pada saat yang sama karena Allah berada di luar waktu. Sekarang kita (ciptaan Nya) selalu terikat di dalam dimensi waktu (bayangkan secara khusus, area yang terbatas di bidang tsb). Tepatnya kita selalu terikat dalam 'masa kini dan sekarang'. 

Dan "sekarang" ini secara terus-menerus berada dalam transformasi perubahan. Kita hanya bisa berpikir tentang masa depan (semacam ilusi) dan sebelum kita memahaminya, 'sekarang' sudah menjadi masa lalu. Karena Allah berada di luar waktu, Allah tahu semua, dan pengetahuan Nya sendiri menandakan semuanya sudah tertulis. Karena Allah bisa melihat masa lalu, sekarang, masa depan pada bidang yang sama (tidak perlu dipahami secara harfiah, secara konsep saja). Jadi klaim bahwa Allah mengetahui semuanya adalah benar karena mengetahui semuanya merupakan bagian dari Dzat-Nya. Pada saat yang sama, sebagai manusia kita hidup di masa sekarang sepanjang waktu, kita diberi pilihan. Kita tidak bisa melewatkan pilihan dan melompat ke masa depan. Kita harus memilih, kita harus bertanggung jawab bagaimana kita mengubah kita 'sekarang' ke masa depan. Jadi ada validitas penghakiman oleh Allah. Karena dengan sifat waktu, kita bertanggung jawab untuk masa depan kita. Fisika kuantum sering mengatakan bahwa adalah mungkin bahwa masa lalu, sekarang dan masa depan dapat berjalan paralel pada waktu yang sama (teori petunjuk perjalanan waktu). Kemungkinan itu ada disana. Dan itu juga memberikan petunjuk apa yang saya maksudkan dengan mengatakan Allah berada di luar waktu dan bagaimana Allah tahu semua komponen waktu (masa lalu, sekarang dan masa depan). Jangan menjadi bingung tentang paradoks. Penciptaan ini penuh paradoks (jelas) dan misteri. Allah sendiri memegang paradoks dalam esensi-Nya. Dia adalah Sang Pencipta, dan juga Dia adalah Penghancur. Dia adalah tersembunyi (Batin) dan juga Dia adalah Manifest (Zahir). Dia memiliki Wajah Feminin (kasih sayang, rahmat, Cinta) dan juga memiliki Wajah Maskulin (murka, penghancur, penghakim). 

Simbol kuno Yin dan Yang juga memegang kebenaran itu. Juga, kelahiran kita dan keberadaan kita adalah misteri, begitu pula kematian. Dan apa yang akan terjadi di antara itu? Bukankah kehidupan itu sendiri misteri terbesar dari semua. Jika pilihan memang diizinkan oleh Yang Maha Kuasa, maka kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada satu, namun sejumlah tak terbatas dari ‘masa depan’ yang berada di bidang yang sama. Dan kemudian berdasarkan pada pilihan-pilihan yang akhirnya dibuat oleh manusia, satu dari masa depan ini tetap terwujud sementara yang lain memudar terlupakan. Menariknya, ide dari nilai tanpa batas akan dan selalu (kemungkinan besar) menjadi sebuah konsep kehidupan manusia. Kita menggunakan nilai tanpa batas dalam matematika, namun kita tidak pernah bisa benar-benar memahami apa itu. Ini memberikan petunjuk yang sangat baik dari keterbatasan kemampuan dan pikiran kita. 

Menurut saya bahwa pilihan-pilihan tetap ada dan ini tentu saja tidak bertentangan dengan konsep takdir (Maktub, semuanya sudah tercatat). Tapi mengapa ini terlihat seperti bertentangan?Saya akan mengatakan, kita gagal untuk menyadari apa arti takdir. Seperti yang saya tunjukkan dalam postingan terakhir bahwa apapun pilihan yang kita ambil, merupakan tanggung jawab kita dan Allah tidak ikut campur. Namun Allah, yang bahkan melampaui dimensi waktu, tahu masa depan pada saat yang sama, masa depan yang dibentuk oleh pilihan kita sendiri. Rencana Ilahi merupakan sesuatu yang juga tidak mengerti atau dibentuk karena keterbatasan ide. Sebagai contoh, Allah adalah Maha Penyayang. Rahmat Nya yang tidak terbatas dan kasih sayangnya juga merupakan kebesaran Ilahi. Hal ini juga bisa dikatakan sebagai rencana ilahi. Jadi dari pemahaman saya, Rencana Ilahi tidak selalu bertentangan dengan ide penghakiman manusia atas tindakan mereka. Dan Allah tahu yang terbaik. Konsep ini digunakan untuk mematahkan argument dan tidak harus dipahami secara harfiah. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Allah. Allah dapat mengetahui segala sesuatu dan namun kita juga memiliki pilihan dan tanggung jawab. Terdapat komponen waktu yang berbeda - masa lalu, sekarang dan masa depan pada bidang yang sama - dan Allah di atas semua itu dan di luar waktu, dapat secara sempurna memiliki pengetahuan tentang masa depan, sekarang dan masa depan pada waktu yang sama. Konsep ini dapat memberi argumen lain, seperti: gagasan berdasarkan pilihan yang berbeda - mungkin dapat ada sejumlah tak terbatas masa depan. Tentu saja ini mungkin dan fisikawan modern telah lama memperkirakan bahwa ada kemungkinan alam semesta paralel di mana realitas yang berbeda dijalankan secara paralel. 

Tapi ide utama saya dibalik posting ini berbeda. Saya ingin secara singkat berbicara tentang bagaimana kemungkinan tak terbatas di masa depan juga bisa mungkin dan ini tidak melanggar kondisi bahwa Allah mengetahui segalanya. Banyak orang berpendapat bahwa manusia memiliki kemauan dan pilihan yang bebas. Tapi ini tidak benar. Manusia memiliki pilihan yang terbatas. Kita tidak langsung bisa terbang walaupun kita ingin. Kita tidak bisa muncul di tempat lain yang terpisah 1000 mil dalam 1 detik. Demikian juga manusia pada satu titik waktu telah membatasi pilihan. Kita bisa misalnya sekarang menulis posting ini atau tidak menulis. Bisa minum teh atau tidak minum. Dan masing-masing pilihan itu berubah dari 'sekarang'. Dalam ilmu pengetahuan, ketika kita ingin memprediksi hasil tertentu, kita perlu tahu tentang kondisi tersebut (ilmuwan mengisi kesenjangan dengan asumsi). Semakin baik kita tahu tentang kondisi (asumsi), semakin baik adalah prediksi atau modellingnya. Sekali lagi semakin kita tahu tentang kemungkinan-kemungkinan dan peluang mereka, semakin akurat kita dapat memprediksi. Katakanlah, kita memprogram sebuah robot dengan kecerdasan buatan. Robot mengambil keputusan berdasarkan beberapa logika dan programmer tahu logika yang tepat. Karena programmer tahu di mana titik, robot mengambil pilihan tersebut, programmer tentu dapat memprediksi gerakan atau tindakan selanjutnya dari robot. Sekarang tampaknya mungkin tampak (bagi mereka yang tidak tahu cara kerja logika atau alogorithm) yang didasarkan pada pilihan robot dapat memiliki masa depan inifinite. Namun dalam kenyataannya tidak demikian. Demikian juga, karena manusia memiliki pilihan yang terbatas, dan Master Programmer (Allah) mengetahui kondisi dengan sangat baik, dan tahu semua kemungkinan (tidak peduli seberapa kompleks kombinasi yang sebenarnya karena otak kita yang terbatas), Master Programmer pada setiap titik waktu, akurat mengetahui masa depan. Dan seperti pertandingan catur, satu gerakan mempengaruhi yang berikutnya, sehingga mengetahui masa depan yang terdekat dan kemungkinan berikutnya, masa depan yang lengkap bisa diketahui. 

Ini merupakan cara lain untuk menjelaskan konsep Maktub (semuanya sudah tertulis) dan yang belum, manusia bertanggung jawab untuk mengubah keadaannya 'sekarang' ke masa depan. Tapi tentunya mekanisme yang sebenarnya jauh lebih kompleks dari ini. Itulah mengapa ketika kita berpikir tentang Allah dan penciptaan, kita pasti akan mengatakan, Keagungan-Nya. Bagaimana sempurnanya Dia telah menciptakan matriks ini! Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar-Rahman,33)