Pecinta bela diri, seorang bijak pernah
berkata,"Hidup adalah pilihan". Di dalam latihan bela diri, kita
belajar untuk menang bertarung. Di antara teknik-teknik yang kita latih, ada
yang bersifat fatal dan ada yang tidak. Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil
untuk menang atau selamat di dalam pertarungan sesungguhnya. Namun untuk
menyederhanakannya, inilah pilihan yang mungkin kita ambil:
1. Membunuh atau
mencederai lawan
2. Melumpuhkan atau melucuti senjata lawan tanpa mencederai
3.
Tidak berkelahi (membujuk lawan, masuk ke ruangan, mengabaikan, dan lain-lain)
4. Melarikan diri.
Pilihan yang kita ambil sangat bergantung pada
situasi yang kita hadapi. Anda hendaknya memvisualisasikan (membayangkan
seolah-olah terjadi) berbagai macam keadaan pertarungan di benak Anda,
sekaligus memvisualisasikan apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya. Latihan
visualisasi begitu penting karena di dalam perkelahian sebenarnya hampir tidak
ada waktu untuk berpikir. Apa yang Anda kerjakan bersifat spontan dan didapat
dari alam bawah sadar.
Anda. Pecinta Bela Diri juga merupakan Pecinta
Perdamaian. Walaupun kita petarung yang terlatih baik, kita bertarung hanya
karena terpaksa. Seandainya mungkin, semua pertarungan dihindari dan
diselesaikan baik-baik. Ada 2 alasan mengapa konflik fisik sebaiknya dihindari.
Pertama, pertarungan fisik itu menyakiti badan. Setidak-tidaknya membuang napas
dan tenaga yang tidak perlu. Kedua, pertarungan itu melanggar hukum.
Berikut adalah beberapa cara menghindari konflik
fisik:
1. Mengabaikan. Mungkin Anda pernah mengalami hal
ini. Ketika berjalan kaki, beberapa remaja sok jagoan mengejek Anda dan
menantang berkelahi. Anda tak perlu melayani provokasi semacam ini. Toh
walaupun Anda menang berkelahi, orang-orang takkan menyebut Anda jagoan. Malah
Anda bisa dianggap sama bodohnya dengan mereka yang menantang Anda.
2. Masuk ke Dalam Ruangan. Ini metode yang sangat
efektif untuk menghindari konflik. Ketika Anda melihat gejala pertarungan, Anda
bisa masuk ke dalam ruangan dan mengunci pintu seandainya ada ruangan tersedia.
Dinding ruangan akan menghalangi calon lawan untuk menyentuh badan Anda.
3. Membujuk Lawan Tidak mungkin orang ingin
berkelahi jika tidak ada yang membuatnya marah atau kesal. Bila Anda mengetahui
hal tersebut, Anda bisa membujuk lawan. Bila itu salah Anda, Anda mestinya
berjiwa besar dan meminta maaf. Bila tidak, katakanlah bahwa tindakan Anda
tersebut tidak Anda maksudkan untuk membuatnya tersinggung.
4. Bertindak Tegas. Namun bila Anda sudah berbicara
baik-baik dan lawan tampaknya masih memaksa untuk bertarung, ambillah tindakan
tegas. Katakan," Maaf, saya tak ingin berkelahi" atau "Saya tak
ingin membahasnya lagi" maupun kalimat tegas lainnya dan tinggalkanlah
lawan. Tindakan tegas semacam ini akan mematahkan 'semangat' berkelahi lawan
dan mencegah konflik fisik
5. Melarikan Diri. Bila Anda melihat bahaya,
misalnya puluhan orang bersenjata ingin membunuh Anda, lebih baik Anda
melarikan diri. Melarikan diri bukanlah tindakan pengecut, sebab hakikat bela
diri hanyalah untuk membela diri. Bila sudah ada niat membalas atau menyakiti,
itu bukan bela diri lagi namanya. Selain itu, di mata hukum, bila Anda sudah
melarikan diri dan dan tidak punya pilihan lain kecuali bertarung, barulah
pembelaan diri Anda diterima di mata hukum. Hukum Indonesia menganjurkan untuk
melarikan diri terlebih dahulu.
Demikianlah beberapa cara untuk menghindari konflik
fisik. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri.
No comments:
Post a Comment